Pages - Menu

Minggu, 27 Januari 2013

Untuk Seseorang (Sederhana Itu Cinta Kita)


Sederhana itu cinta kita yang datang kala senja merah merekah namun terpendam kemarau terkubur embun. Kisah itu terhujani titik-titik air memaksa kita bercengkrama dalam waktu yang hanya Tuhan yang tau. Sederhana itu bagaimana akhirnya waktu mengungkap semua tanda kasih yang kau baca dahulu kini menyeruak membuatku sesak. Sederhana itu bagaimana akhirnya kau usap wajahku kala kau ucapkan cinta yang kau rasa di ujung senja. Sederhana itu cinta kita cinta yang disatukan semesta cinta yang ada sebab Tuhan menginginkannya.
Cinta kita biasa dan sangat sederhana, sayang kitapun biasa tapi sangat bersahaja. Rindu kita membuncah, cukuplah saling mendengar suara ‘tuk pengobatnya. rasa resah bergelora, tak usahlah mereka tau, cukup kita saja yang memendamnya.
Mulut kita diam tapi hati saling berbicara. Nafsu kita membara cukuplah mendengar tawanya saja, tak perlu desahan apalagi sentuhan. Cintamu dan cintaku tak seperti punya mereka, saling bergumul, menyatukan tubuh di balik kelambu. Sayangmu dan sayangku tak sama dengan mereka, saling merayu dan bercumbu itulah kita. Bercanda sudah menjadi makanan harian kita, satu prinsip yang takan pernah kulupa “uangmu uangku, uangku uangmu”, ditambah sebuah kata bijak “ada sama dimakan, tidak ada sama ditahan”.
  
Jika kita ‘ingin’ tak perlulah meneguk madu, tebu saja cukup karena sama manisnya, walau nikmatnya beda. Tak perlulah mawar sebagai tanda cinta, bunga sepatu saja cukup, bukankah sama merahnya?

 Cinta kita biasa, apa adanya, sederhana saja.